Klasifikasi Ilmiah Kelinci
Dalam sistem taksonomi dan binomial atau penamaan ilmiah pada binatang kelinci, tata urutannya secara lengkap sebagai berikut:
- Kerajaan: Animalia (kelompok binatang).
- Superfilum: Chordata (kelompok binatang dengan notokord, tali saraf tunggal, ekor dan celah faring).
- Filum: Vertebrata (Memiliki tulang belakang).
- Kelas: Mammalia (binatang yang menyusui).
- Ordo: Lagomorpha (memiliki rahang atas, gigi acip, kelamin tidak bertulang dan terletak di depan zakar)
- Famili: Leporidae.
- Genera: Pentalagus, Bunolagus, Nesolagus, Romerolagus, Brachylagus, Sylvilagus, Oryctolagus, Poelagus.
Pada tingkatan kerabat atau famili, kelinci dimasukkan ke dalam kategori Leporidae. Tingkatan kekerabatan mencakup di dalamnya kelinci dan terwelu. Nama latin kelinci sendiri cukup bervariasi tergantung pada generanya. Misalnya kelinci liar atau yang juga dikenal dengan nama European Rabbit, nama latinnya adalah Oryctolagus Cuniculus sedangkan terwelu nama latinnya adalah Lepus Curpaeums. Sementara itu Cottontail Rabbits yang terdiri dari 13 spesies ini dikenal dengan nama latin Sylvilagus. Lain lagi dengan Amami Rabbit, nama latinnya adalah Pentalagus Furnessi.
Kelinci Lokal Indonesia
Di Indonesia, terdapat dua jenis kelinci lokal yang cukup dikenal yakni kelinci jawa dan kelinci sumatera. Nama latin kelinci jawa adalah Lepus Negricollis sedangkan nama latin kelinci sumatera adalah Nesolagus Netseherischlgel. Kelinci jawa disinyalir masih terdapat di sekitaran hutan wilayah Jawa Barat. Adapun warna bulu dari kelinci jawa ini adalah coklat dengan gradasi perunggu kehitaman. Bobot kelinci jawa bisa mencapai 4 kg. Kabarnya kelinci jawa ini pertama kali dibawa ke Indonesia oleh punggawa Belanda pada tahun 1835. Sementara itu, kelinci lokal sumatera dipercaya sebagai kelinci lokal yang asli berasal dari tanah Indonesia. Mereka hidup menyebar di sekitaran hutan Pegunungan Pulau Sumatere. Panjang kelinci ini bisa mencapai 40 cm dengan warna bulu kelabu dengan gradasi cokelat kekuningan.